Chat with us

KPR Syariah vs Konvensional: Mana yang Lebih Menguntungkan?

02 Oct 2025

Membeli rumah melalui fasilitas Kredit Pemilikan Rumah (KPR) telah menjadi pilihan utama banyak masyarakat Indonesia yang ingin memiliki hunian sendiri. 


Namun, saat ini calon pembeli tidak hanya dihadapkan pada satu jenis KPR, tetapi dua: KPR Konvensional dan KPR Syariah. 


Meskipun keduanya bertujuan untuk membantu pembiayaan rumah, mekanisme dan prinsip yang digunakan sangat berbeda. Lalu, mana yang lebih menguntungkan?


Kenali Dulu Perbedaan Dasar: Bunga vs Margin


Perbedaan paling mendasar antara KPR konvensional dan syariah terletak pada sistem pembiayaannya.


KPR Konvensional menggunakan sistem bunga yang ditentukan berdasarkan suku bunga acuan dari Bank Indonesia. 


Nasabah membayar cicilan pokok dan bunga sesuai dengan persentase bunga yang berlaku, yang bisa berubah-ubah (floating) atau tetap (fixed).


KPR Syariah menggunakan prinsip akad jual beli (murabahah) atau sewa (ijarah muntahiyah bittamlik). 


Dalam skema murabahah, bank membeli rumah yang diinginkan nasabah, kemudian menjualnya kembali dengan harga yang telah disepakati (termasuk margin keuntungan), dan dicicil oleh nasabah. 


Tidak ada bunga, karena sistem ini berdasarkan prinsip jual beli halal dan transparan.


Suku Bunga dan Kepastian Cicilan


Salah satu keunggulan KPR syariah adalah kepastian cicilan tetap (fixed) selama masa angsuran. Ini karena harga jual dan cicilan sudah disepakati sejak awal.


Sebaliknya, KPR konvensional umumnya menggunakan bunga tetap hanya di awal (misalnya 1-3 tahun pertama), lalu berubah menjadi bunga mengambang (floating) mengikuti pasar. Hal ini bisa membuat cicilan membengkak jika suku bunga naik.


Sebagai Contoh:

Jika kamu mengambil KPR konvensional dengan bunga 8% dan kemudian naik menjadi 10%, maka cicilan bulanan kamu pun akan ikut naik. Sementara dalam KPR syariah, margin tetap meskipun kondisi pasar berubah.


Proses dan Biaya Tambahan


Dari segi proses, KPR konvensional cenderung lebih cepat karena telah menjadi produk umum bank selama puluhan tahun. 


Namun, KPR syariah kini juga mulai efisien, terutama dengan berkembangnya perbankan syariah dan fintech yang berbasis syariah.


KPR syariah umumnya bebas penalti pelunasan dipercepat, sedangkan KPR konvensional biasanya mengenakan penalti jika kamu ingin melunasi sebelum jatuh tempo. 


Selain itu, KPR syariah juga tidak mengenal biaya asuransi jiwa atau bunga denda keterlambatan, karena dianggap tidak sesuai prinsip syariah. Sebagai gantinya, digunakan denda administrasi.


Kapan KPR Konvensional Lebih Menguntungkan?


Meskipun KPR syariah menawarkan kepastian dan prinsip syariah, KPR konvensional bisa lebih menguntungkan dalam situasi tertentu, seperti:


Ketika suku bunga acuan sedang rendah


Kamu berencana menjual rumah dalam waktu singkat (sehingga tidak terkena floating rate)

Ingin memanfaatkan program subsidi pemerintah seperti KPR FLPP (Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan), yang umumnya hanya tersedia di skema konvensional.


Tidak ada jawaban mutlak mana yang lebih baik antara KPR syariah dan konvensional. Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. 


Jika kamu menginginkan kepastian cicilan dan bebas riba, KPR syariah adalah pilihan tepat. Namun, jika kamu mencari fleksibilitas bunga rendah dan akses ke berbagai program, KPR konvensional bisa lebih sesuai.


Memilih produk KPR yang tepat bukan hal mudah, terutama dengan begitu banyak penawaran dari bank dan lembaga keuangan. Melalui Finloan, platform ini dapat membantu kamu dalam membandingkan berbagai pilihan KPR baik konvensional maupun syariah secara cepat dan transparan. Kamu bisa melihat simulasi cicilan, mengecek persyaratan, dan bahkan mengajukan langsung secara online.


Jadi, sebelum kamu mengambil keputusan besar dalam hidup, pastikan kamu mendapat informasi yang lengkap. Kunjungi finloan.id dan temukan KPR yang paling cocok untuk kebutuhan kamu!