25 Sep 2025
Memutuskan antara menikah dulu atau membeli rumah terlebih dahulu menjadi dilema klasik bagi banyak generasi milenial.
Apalagi di tengah tekanan sosial, harga properti yang terus melonjak, dan biaya pernikahan yang tak murah, wajar jika pertanyaan ini muncul: mana yang lebih bijak secara finansial pelaminan atau kepemilikan rumah?
Tidak ada jawaban mutlak yang benar atau salah. Namun, dengan pemahaman finansial yang tepat, kamu bisa mengambil keputusan berdasarkan kondisi keuangan dan tujuan hidupmu sendiri.
Agar tidak salah langkah, berikut ini panduan finansial yang bisa membantu kamu, para milenial, dalam membuat keputusan penting ini.
Apakah kamu merasa sudah siap membangun rumah tangga secara emosional dan mental? Atau kamu lebih fokus dulu pada kemandirian finansial dan stabilitas tempat tinggal?
Jika kamu dan pasangan memiliki pemahaman yang sama dan bersedia membangun dari nol bersama, maka menikah lebih dulu bukanlah pilihan yang salah.
Namun, jika kamu merasa perlu pondasi finansial dan tempat tinggal yang stabil, maka cicil rumah lebih dulu bisa menjadi keputusan yang lebih logis.
Rata-rata biaya pernikahan di kota besar di Indonesia berkisar antara Rp50 juta hingga Rp300 juta, tergantung konsep, tamu undangan, dan lokasi. Bandingkan dengan uang muka rumah (DP) yang umumnya 10–20% dari harga rumah.
Untuk rumah seharga Rp500 juta, kamu butuh setidaknya Rp50 juta hingga Rp100 juta sebagai DP.
Dari sini saja, terlihat bahwa dana awal untuk menikah dan membeli rumah bisa setara, tergantung gaya hidup dan pilihanmu. Namun, perbedaan besarnya adalah:
Saat ini banyak bank dan lembaga keuangan yang menawarkan KPR untuk milenial dengan skema cicilan ringan, bunga fix berjenjang, atau tenor panjang hingga 25 - 30 tahun. Bahkan ada program KPR subsidi untuk penghasilan di bawah Rp8 juta per bulan.
Kamu bisa mulai dari cicilan rumah tipe sederhana, lalu upgrade di masa depan. Dengan memanfaatkan simulasi pengajuan KPR dari platform seperti Finloan, kamu bisa membandingkan berbagai opsi KPR dan menyesuaikan dengan kemampuan finansialmu.
Salah satu kesalahan umum adalah anggapan bahwa pernikahan harus mewah dan mengundang ratusan tamu.
Padahal, banyak pasangan milenial kini lebih memilih intimate wedding yang lebih hemat namun tetap berkesan.
Dengan bujet pernikahan yang lebih ramping, kamu bisa menabung lebih banyak untuk DP rumah atau mulai mencicil rumah atau apartemen sederhana. Ingat, rumah tangga bukan hanya tentang hari H, tapi tentang kehidupan setelahnya.
Siapa bilang harus pilih salah satu? Jika kamu dan pasangan sudah cukup stabil secara keuangan, tidak ada salahnya untuk menikah sambil mencicil rumah bersama.
Ini justru bisa mempercepat pencapaian tujuan finansial bersama, apalagi jika kalian punya dua sumber penghasilan.
Namun, pastikan semua rencana keuangan dibicarakan terbuka sejak awal: siapa yang membayar apa, bagaimana jika terjadi perubahan kondisi, dan siapa yang bertanggung jawab atas cicilan jika ada kendala.
Tidak ada rumus pasti apakah harus nikah dulu atau beli rumah dulu. Semua kembali pada kesiapan emosional, kondisi finansial, dan visi hidup yang kamu dan pasangan miliki.
Kalau kamu masih menata karier dan belum punya cukup tabungan, mungkin cicil rumah dulu adalah langkah yang lebih masuk akal.
Tapi jika kamu dan pasangan sudah siap membangun hidup bersama dan bisa berkompromi dalam gaya hidup, menikah dulu pun bukan pilihan keliru.
Gunakan panduan finansial seperti ini sebagai acuan awal. Dan jangan ragu menggunakan platform seperti Finloan untuk simulasi KPR dan perbandingan produk perbankan, agar keputusanmu lebih matang dan tidak sekadar ikut-ikutan tren.